MENGAPA TIDAK?
1. Mengapa kami tidak menyediakan dana
untuk gaji atau tunjangan bagi gembala?
Ini merupakan pertimbangan kami bahwa siapapun yang menyatakan dirinya
sebagai seorang pastor atau gembala, ia harus menyadari dan memikul tanggung
jawabnya yang utama untuk menunjang hidupnya sendiri dan keluarganya.
Tidak seorang pun yang dapat menjadi gembala jika ia tidak dipanggil oleh
Tuhan, mengikuti teladan dari Yohanes 1:6. Dalam hal ini, gembala harus
mengandalkan imannya kepada Dia yang telah memilih, memanggil dan
mengutusnya ke dalam pelayanan, karena di mana “Tuhan memimpin, Tuhan pula
yang menyediakan,” dan seperti yang dikatakan oleh CT Studd beberapa tahun
yang lalu, “Allah senantiasa bekerja; melayani Tuhan di jalan-Nya tidak akan
pernah kekurangan penyediaan-Nya.” Yesus berkata, “Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.”
Ini telah menjadi pengalaman kami selama lebih dari 30 tahun, jadi
pertanyaan kami untuk gembala yang membaca halaman ini demi mencari dukungan
finansial adalah:
Pertama-tama, apakah Anda melakukan pekerjaan Tuhan dan sungguh-sungguh
menantikan kedatangan Kerajaan Allah?
Kedua, apakah Anda melakukan ini menurut cara Allah atau cara manusia?
Sekarang izinkan saya menambahkan dua pertanyaan lagi:
Apakah Anda mengajarkan Alkitab kepada jemaat Anda seberapapun miskinnya
mereka?
Apakah Anda membuka jalan melalui pemberian Anda untuk melayani yang
terhilang, terbuang dan terabaikan?
Jika jawaban Anda adalah positif, berarti Anda dapat berharap pada iman Anda
dan melepaskan provisi (provision). Kata pro berarti untuk, jadi kata
pro-visi (pro-vision) berarti penyediaan Allah bagi visi yang Dia diberikan
untuk digenapi. Jadi, jika seseorang diutus oleh Allah, ia harus memercayai
Dia dan tidak pernah memohon bantuan kepada manusia dengan cerita-cerita
mengenai kemiskinan. Pertanyaaan tentang memberi sangatlah penting, karena
manusia telah membuktikan di sepanjang abad, bahwa memberi, baik secara
pribadi maupun korporat, merupakan pemicu yang akan melepaskan penggenapan
janji Allah mengenai uang, misalnya, “Berilah, maka kamu akan menerima.”
Allah memiliki banyak cara untuk menyediakan, dan seringkali cara-Nya itu
melibatkan orang percaya lainnya yang digerakkan oleh tangan mereka sendiri
maupun oleh Roh Kudus. Sebagai konsekuensinya, akan menjadi wajar jika
seorang gembala yang telah dipilih atau diangkat oleh sebuah kumpulan
jemaat, kemudian kumpulan jemaat itu harus bertanggung jawab untuk mencukupi
kebutuhan gembala dan keluarganya itu.
Akan sangat memalukan bagi sebuah gereja, yang tidak memelihara seseorang
yang telah mereka minta untuk memberikan hidupnya demi melayani mereka.
Masalah mengenai tunjangan harus didiskusikan terlebih dahulu secara panjang
lebar dengan para penatua dan jemaat. Jangan sampai hal ini mempermalukan
dan mengungkapkan keburukan mereka, dengan meminta-minta kepada orang di
luar jemaat atau di luar negeri.
Jika seorang gembala telah diutus oleh kumpulan orang-orang percaya ke
tempat yang lain, maka kelompok itu harus mengambil tanggung jawab utama
untuk mendukung misi tersebut. Tentu saja seorang misionaris mungkin memilih
untuk menunjang kehidupannya sendiri dengan cara bekerja, mengikuti teladan
dari rasul Paulus sebagai “pembuat tenda” (tentmakers), yang akhirnya
menjadi terkemuka sepanjang sejarah.
Jika seorang gembala, entah bagaimana menunjuk dirinya sendiri untuk peran
itu, maka ia harus dengan jujur mencukupi dirinya sendiri dengan bekerja,
atau melalui pemberian rekan-rekannya yang mendukung dirinya dan visinya.
DCI dengan senang hati mendukung pekerjaan penginjilan, misi, pelatihan dan
proyek-proyek kasih bagi orang-orang miskin. Tetapi dengan beberapa
pertimbangan, kami memohon maaf jika kami harus menolak permintaan pemberian
upah, gaji, mobil, komputer dan dukungan pribadi bagi gembala-gembala dari
luar negeri.
Terima kasih atas pengertian Anda, jika kami salah, kami terbuka untuk
dikoreksi dan ditunjukkan jalan yang lebih baik.
23 Juli 2009