Bacalah Bagian Alkitab Ini
Kejadian 11:1-9; 1 Tesalonika 1:1 hingga 2:16
Hafalkanlah Ayat Ini
Ibrani 10:7 "Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang;
dalam gulungan Kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan
kehendak-Mu, ya Allah-Ku" Ibrani 10:7
Mazmur 40:8, 9 Lalu aku berkata: "Sungguh, aku
datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka
melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Diskusikanlah Hal Ini
Coba saling berceritera dengan teman-teman Anda
tentang kebudayaan Anda masing-masing; sambil dipikirkan bagaimana
kaitannya dengan isi pelajaran nomor 2 di bawah "Apakah kebudayaan
itu merupakan pembatas ataukah sarana?"
Lakukanlah dalam Minggu Ini
Jika Anda sudah menjadi orang percaya untuk waktu
yang cukup lama, mungkin Anda telah lupa bagaimana rasanya berada di
luar Keluarga Allah. Pergilah kunjungi beberapa bar, diskotik,
pasar, peristiwa / event olah raga, perhatikan orang-orang yang ada
di situ, tataplah wajah mereka, pelajari sesuatu dan coba catat
dengan saksama berapa banyak percakapan yang telah berhasil Anda
lakukan di tempat-tempat itu.
Tugas Tertulis untuk Diploma
Lihatlah sejenak pelajaran nomor 3 di bawah tentang
perlunya penyesuaian diri. Tulis dua halaman esai yang menguraikan
pendapat Anda tentang kelima judul pelajaran di bawah. Bagaimana
cara Anda membangun komunikasi dengan orang asing yang baru pertama
kali Anda temui agar Anda dapat dimengerti oleh mereka?
Renungkanlah Ayat Ini, Kata demi Kata
Ibrani 10:5-7
Suatu Kisah Nyata
Satu kelompok orang-orang Barat yang mempunyai Visi
untuk Pelayanan Misi, pergi ke suatu tempat di pulau yang jauh tanpa
diundang dan tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan Gereja Nasional
setempat. Bahkan beberapa orang percaya setempat merasa curiga
terhadap mereka dan tidak lama kemudian rombongan misionaris
tersebut dikucilkan oleh persekutuan orang percaya setempat. Untuk
beberapa tahun orang-orang Barat itu tetap mempergunakan bahasa asli
mereka, kebudayaan mereka, makanan dan cara-cara kerja dan cara
menyembah mereka.
Memang menyedihkan tetapi tidak mengherankan, dan
akhirnya pelayanan misi mereka tidak mengalami pertumbuhan dan tidak
membawa hasil apapun.
1. Yesus, Misionaris Allah.
Ketika Anak Allah menanggapi panggilan Bapa-Nya
seperti dituliskan dalam Mazmur pasal 2 dan kemudian diputuskan
untuk pergi ke bumi, Dia menyeberangi lintas budaya yang paling
besar perbedaannya. Dia meninggalkan kemurnian dan kesempurnaan di
Rumah-Nya di Surga untuk datang ke bumi yang dicekam oleh dosa,
penyakit, ke-aku-an, setan-setan dan kemiskinan. Bagaimana Dia
datang ke sini?
Dia datang ke antara orang-orang Yahudi sebagai bayi
Yahudi laki-laki dengan orangtua Yahudi. Yesus memilih untuk
dilahirkan seperti kebanyakan orang, miskin tidak kaya, tidak
agamawi dan juga tidak punya kuasa. Dia tinggal dalam satu keluarga
sederhana yang bekerja dan Dia mempelajari konteks budaya manusia di
tempat itu. Seperti orang-orang lainnya, Dia tahu tentang panas,
dingin, kelaparan dan kekejaman pasukan Romawi.
Ketika tiba saat-Nya, Dia melayani sebagai seorang
Yahudi kepada orang Yahudi lainnya dalam bahasa sehari-hari,
menghormati kebudayaan dan adat-istiadat Yahudi. Dia begitu menyatu
dengan orang-orang setempat sehingga ketika prajurit-prajurit Romawi
datang untuk menangkap-Nya, mereka perlu diberitahu yang mana Yesus.
Yesus mengumpulkan dan melatih orang-orang biasa di tempat. Sesudah
kenaikan-Nya Dia melimpahkan tugas pelatihan itu kepada mereka yang
sudah terlatih, mempercayakan teman-teman-Nya ini untuk melanjutkan
tugas-Nya.
Dapatkah Anda melihat perbedaannya?
Para misionaris Barat dalam kisah yang pertama di
atas, memang benar, membawa Kasih Allah tetapi sayang mereka
bersikap pasif, mereka mengharapkan orang-orang setempat untuk
datang dan masuk dalam kebudayaan mereka. Berbeda sekali ketika
Yesus datang membawa Kasih Allah, yang sama, ke dunia, Dia dengan
sepenuh hati-Nya masuk ke dalam budaya dan adat-istiadat manusia
dengan tujuan untuk dapat memenangkan kita bagi kerajaan surga.
2. Apakah kebudayaan itu pembatas atau sarana?
Apakah itu kebudayaan? Kebudayaan itu adalah suatu
kesatuan antara unsur-unsur gaya hidup, bahasa, kebiasaan,
adat-istiadat dan organisasi sosial yang memberikan identitas dan
ciri-ciri tertentu kepada sekelompok orang.
Kebudayaan berbicara tentang tingkah laku, bahasa
tubuh, saling-hubungan dan saling menyapa.
Kebudayaan itu adalah tentang bagaimana
orang-orang berbicara, makan, berpakaian, bekerja, menyanyi, bermain
dan berniaga.
Anda dapat melihat ciri-ciri suatu kebudayaan
dalam seni arsitektur, gedung tempat ibadah dan sistem kerja dalam
pemerintahan, tata-hukum dan pendidikan sekolah. Anda dapat melihat
ciri-ciri suatu kebudayaan dalam hal ada atau tidak-ada-nya sikap
saling menghormati dan juga dalam cara bersikap atau memandang
terhadap hal-hal pribadi dan tentang waktu.
Apakah kebudayaan itu baik atau jahat?
Kejadian 11:1-9 dan seluruh pasal 10 menunjukkan
kepada kita bahwa kebudayaan itu berasal dari Allah yang menyebarkan
orang-orang dalam berbagai rumpun suku bangsa; dan setelah
berabad-abad kebudayaan itu berkembang. Hari ini Yesus mengutus kita
untuk menjadikan murid-Nya dari setiap etnis, segala bangsa,
suku-kaum-bahasa, atau berbagai macam kelompok budaya. Pada akhir
zaman orang-orang dari setiap latar-belakang budaya yang berbeda
akan menyembah di sekeliling Tahta Allah.
Kebudayaan adalah wahana atau pembawa dari Injil,
dan sama sekali bukan pembatas. Mengapa? Sebab sekali mereka
menerima Kristus, mereka dapat membawa kabar baik yang mereka terima
itu kepada anggota kelompoknya dengan cara yang paling mudah dapat
dimengerti karena mereka mempunyai bahasa, tata-cara dan
adat-istiadat yang sama. Dengan meneladani cara Yesus
ber-kontekstualisasi, para misionaris lebih berpeluang untuk dapat
mengumpulkan dan mengajar orang-orang setempat.
3. Misionaris yang baik selalu menyesuaikan diri.
Kasih seseorang kepada orang lain berarti mengadakan
suatu perubahan besar dalam diri orang itu agar dia dapat
berkomunikasi dengan orang yang dikasihinya itu. Hati-hatilah,
jangan sampai Anda berpikir bahwa Anda lebih tahu daripada orang
lain. Berita Injil itu tidak pernah berubah, tetapi cara
menyajikannya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat,
kalau tidak demikian maka tidak akan ada orang yang dapat memahami
maksud tujuan Anda dan apa yang Anda katakan.
Untuk dapat melihat adanya pertobatan yang benar dan
adanya keputusan yang pasti untuk mengikut Kristus dan meninggalkan
ilah-ilah palsu, maka harus ada:
1
Hubungan
antara orang tersebut dengan Anda.
2
Komunikasi
(tanya jawab) dalam berita Injil yang Anda sampaikan.
3 Pemahaman,
"Ya, ini mempunyai arti yang sama bagi saya dan bagi Anda."
4 Transformasi
/ perubahan kehidupan petobat baru sebagai tanda pertobatan.
5
Kemitraan
(bekerja sama) dalam pekerjaan pelayanan dalam pekerjaan Injil.
4. Kunci nomor satu adalah "Pandangan Hidup".
Pandangan hidup seseorang adalah bagaimana orang
itu, baik pria maupun wanita, memandang Allah, memandang dirinya
sendiri dan memandang kekekalan. Pertobatan
dan perubahan harus terjadi sekarang sebagai langkah pertama
meninggalkan adat istiadatnya secara bertahap dengan cara
menyesuaikan diri dengan Firman Allah. Sebelum Anda berbicara kepada
orang-orang di mana Anda terpanggil untuk melayani, maka Anda harus
mengambil waktu secukupnya untuk mengkaji dan memahami dengan tepat
dan benar bagaimana pandangan hidup mereka. Pandangan hidup mereka
mungkin sangat religius di mana dalam setiap percakapan hampir
selalu melibatkan Allah atau ilah-ilah, atau mungkin juga sangat
bersifat sekuler seperti ateisme-marxist. Dari dasar pandangan hidup
semacam inilah terlahir bentuk-bentuk kepercayaan mereka, kebiasaan
dalam kehidupan sehari-hari dan sistem nilai mereka (cara mereka
menilai sesuatu), baik ataupun buruk.
5. Paulus menempatkannya dengan benar, kita pun
bisa juga.
Dalam 1 Tesalonika 1 dan 2, kita membaca bagaimana
orang-orang kafir berbalik dari berhala mereka untuk melayani Allah
Yang Benar dan Yang Hidup. Paulus mengatakan bahwa Injil dapat
sampai kepada mereka itu tidak sekedar dengan kata-kata saja, tetapi
ada faktor-faktor lain, oleh karena itu marilah kita mempelajari 3
hal yang banyak juga berkaitan dalam hal ini:
Gaya hidup yang membuahkan suatu hubungan.
Mereka melihat paling sedikit ada 12 kualitas dalam
kehidupan Paulus, maka mereka mencoba untuk meneladaninya, walaupun
mereka harus mau menerima sengsara salib. 1 Tesalonika 2:3-8, 10-12.
Komunikasi dan Pemahaman akan berita Injil yang
disampaikan.
Mereka menyambut kita dan mereka juga memahami
berita yang kita sampaikan dengan cukup baik sehingga hal itu dapat
mendorong mereka untuk berbalik dari berhala-berhala mereka.
1 Tesalonika 1:9.
Cara Paulus dalam melakukan Pelayanan.
Dia bekerja mencari nafkah seperti mereka. 1
Tesalonika 2:9.
Dia melayani dalam Kuasa Roh Kudus, 1 Tesalonika
1:5.
Di tahun 1700an Misionaris dari Moravia bahkan
sampai berani memasuki kelompok-kelompok penderita kusta, dan rela
menjadi penderita kusta demi untuk memenangkan penderita kusta yang
lain; ada yang rela menjadi budak demi untuk memenangkan budak-budak
yang lain. Sekarang ini, di Filipina, para misionaris memilih untuk
tinggal di antara fakir miskin untuk memenangkan mereka bagi
Kristus. Keith Smith tinggal di gubuk Fulani, memelihara sapi
Fulani, berpakaian ala Fulani, berbicara bahasa Fulani dan
memenangkan orang Fulani bagi Kristus.
Rumah Doa untuk Segala Bangsa
Berdoa untuk El Salvador
Operation World Page halaman 207
6.000.000 orang, 80% miskin
Kaum Injili bertumbuh dari 2% hingga 20%
setelah perang, gempa bumi dan kesengsaraan
|