Bacalah Bagian Alkitab Ini
Lukas 9:23
Hafalkanlah Ayat Ini
Yohanes 17:13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku
mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia,
supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.
Diskusikanlah Hal Ini
Sesuatu yang dapat mencegah kita
dari mengenal sukacita telah lebih dahulu diketahui oleh Yesus
Lakukanlah dalam Minggu Ini
Bacalah tentang
sukacita Yesus dalam Mazmur 45
Tugas Tertulis untuk Diploma
Tuliskan satu halaman tentang hubungan antara
melepaskan uang dan melepaskan sukacita
Renungkanlah Ayat Ini, Kata demi Kata
Filipi 2:21
Dalam Yohanes 17:13 Yesus mengungkapkan bahwa barangsiapa mengikuti
Yesus harus mengenal suatu kualitas sukacita yang tidak akan pernah dialami
oleh orang bukan Kristen – disebut sukacita ilahi yang oleh
Yesus sendiripun dialami, dan begitu juga para pengikut-Nya akan
mengalaminya. Sementara orang bukan Kristen mungkin mengalami secara
singkat, kebahagiaan yang dangkal, sedangkan orang Kristen mengalami
suatu pengalaman yang mendalam, tak terlukiskan, sukacita tingkat
ilahi.
Sayangnya, banyak orang Kristen tidak pernah mengalami sukacita
seperti ini dalam kehidupan mereka dan sementara ini mungkin terjadi
karena banyak faktor penyebab, yang pasti menahan uang dari Allah
dan memilih tidak memberi akan mencegah sukacita ini yang dialami
oleh Yesus tidak akan dilepaskan ke dalam kehidupan kita.
Seksi ini akan memberikan berbagai argumentasi bahwa untuk suatu
konteks yang luas, jumlah uang yang kita lepaskan kepada Allah akan
ditentukan oleh jumlah sukacita ilahi yang telah dilepaskan kepada
kita. Kutipan nats Alkitab di bawah ini adalah firman dari Yesus
yang akan menjadi pondasi teks untuk seksi ini; di sini, Yesus
mengungkapkan bagaimana Dia melepaskan kehidupannya
dan sukacitanya ke dalam hidup kita.
Merupakan sesuatu yang unik di dalam Alkitab bahwa bermacam
bagian dari hal itu disebutkan dalam keempat injil sehingga
Roh Kudus telah menempatkannya sebagai suatu penekanan khusus
tentang itu.
Lukas 9:23-24 Kata-Nya kepada mereka
semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia
akan menyelamatkannya.
Yesus berbicara tentang satu kecanduan paling besar yang memperbudak
manusia dan itu adalah diri sendiri atau keakuan – orang-orang yang
secara total terobsesi dengan mereka sendiri dan kehidupan mereka
tidak memikirkan yang lain.
Yesus akan mengungkapkan dalam argumentasi bahwa semakin
mementingkan diri sendiri kita, semakin sedikit kebahagiaan yang
akan kita peroleh. Sebaliknya, semakin kita tidak memikirkan
kepentingan diri sendiri dan memberi, semakin banyak sukacita
yang akan kita alami dan merupakan awal untuk menemukan
kedermawanan, sifat kasih dari Yesus akan dilepaskan bersama kita.
Apakah tidak benar bahwa orang yang mementingkan diri sendiri
adalah orang yang paling mudah diserang, gampang naik darah, cemas,
obsesif, dan secara keseluruhan lebih tidak bahagia?
Sudah merupakan prinsip Kerajaan bahwa siapa yang secara total
menghabiskan kepentingan diri sendiri dan terlalu mengutamakan
kesenangan sendiri tidak akan pernah menemukan atau mengalami apa
yang sesungguhnya mereka cari. Sayangnya, gaya hidup mementingkan
diri sendiri ini dipertontonkan dalam kehidupan banyak orang yang
terlalu sibuk untuk orang lain atau apapun juga selain untuk mereka
sendiri dan kesenangan mereka sendiri.
Bagaimanapun juga, ini bukanlah hal baru; dari nats Alkitab di bawah
ini yang dikutip dari Filipi 2:21, Paulus menekankan kecanduan untuk
diri sendiri dan dalam 2 Timotius 3:1-2, Paulus memperingatkan bahwa
salah satu tanda dari zaman akhir adalah orang-orang mencintai diri
mereka sendiri.
Filipi 2:21 sebab semuanya mencari
kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.
2 Timotius 3:1-2 Ketahuilah bahwa pada
hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan
mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan
membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima
kasih, tidak mempedulikan agama,
(Adalah sangat menarik untuk dicatat bahwa dalam 2 Timotius 3:1-3;
Paulus dengan jelas memberikan gambaran bahwa selama akhir zaman,
akan terjadi sesuatu yang menyulitkan di bumi. Catat bahwa masalah
sulit paling awal dalam daftarnya adalah bahwa orang-orang akan
mencintai diri mereka sendiri dan dalam urutan kedua dalam daftarnya
adalah orang-orang akan mencintai uang).
Apabila kita mengaplikasikan prinsip rohani ini ke dalam keuangan
pribadi kita dapat melihat bagaimana orang-orang akan mempertahankan
setiap rupiah yang mereka peroleh agar mendapatkan
kebahagiaan sebanyak mungkin.
Tidak diragukan lagi, cengkeraman kepentingan diri sendiri yang
dirancang atas orang-orang dan uang mereka terjadi secara
besar-besaran – sebagai contoh, berapa banyak orang akan
benar-benar sangat menyesal jika mereka kehilangan uang kertas Rp
100.000! Contoh lebih lanjut adalah bagaimana orang-orang akan
berargumentasi, menjadi marah, mengumpat, berselisih dan berkelahi
hanya karena sejumlah kecil uang; bukankah hal yang ajaib bila uang yang sedikit itu dapat menimbulkan suatu realksi yang sangat
besar.
Kepentingan diri sendiri akan dipertontonkan dalam kehidupan
keuangan pribadi kita apabila kita membelanjakan semua uang kita
untuk kepentingan diri kita sendiri – cengkeraman dari kepentingan
diri sendiri dapat dilepaskan apabila kita memilih menjadi
seorang pemberi; ingatlah bagaimana Yesus berkata bahwa apabila kita
mau mengikuti Dia kita harus menyangkal diri sendiri (Lukas 9:23).
Orang yang mencintai uang dan berbicara setiap rupiah untuk diri mereka
tidak akan pernah mengenal dan mengalami tingkat sukacita dan
kepuasan yang orang lain yang suka memberi akan secara tetap
nikmati.
Apabila kita memberikan uang kita untuk melepaskan sukacita kepada
kehidupan orang-orang, tindakan itu akan membuat Allah melepaskan
sukacita ke dalam hidup kita dan konsekuensinya tingkat sukacita
kita akan ditingkatkan dan dinaikkan sebanding dengan tingkat
pemberian kita.
Kaitan bersama antara memberi dan sukacita dapat dilihat dalam
kutipan tiga nats alkitab di bawah ini, yang pertama:
1 Tawarikh 29:9 Bangsa itu bersukacita
karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati
mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja
Daud sangat bersukacita.
1 Tawarikh 29:20 Kemudian berkatalah Daud
kepada segenap jemaah itu: "Pujilah kiranya TUHAN, Allahmu!"
Maka segenap jemaah itu memuji TUHAN, Allah nenek moyang mereka,
kemudian mereka berlutut dan sujud kepada TUHAN dan kepada raja.
1 Tawarikh 29:22 Lalu mereka makan dan
minum pada hari itu di hadapan TUHAN dengan sukacita yang besar,
kemudian menyatakan untuk kedua kalinya Salomo, anak Daud,
sebagai raja dan mengurapi dia bagi TUHAN sebagai raja dan Zadok
sebagai imam.
Latar belakang peristiwa ini adalah persembahan dari
anak-anak Israel untuk bait Allah Daud. Karena orang-orang itu
memberikan persembahan yang banyak, hal itu menyebabkan lepasnya sukacita
yang besar di antara umat Allah. Merupakan pemandangan yang
penting melihat suatu jumlah yang besar, luar biasa, penuh sukacita,
ketaatan dalam memberi persembahan; sukacita pemberian telah
benar-benar dialami di antara mereka. Yang kedua:
Mazmur 126:5-6 Orang-orang yang menabur
dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Mazmur dikenal karena kejujuran mereka dan di sini Pemazmur dengan
akurat menjelaskan tentang kita dan pemberian kita. Mungkin sangat
sulit bagi beberapa dari kita untuk menabur secara keuangan – sampai
pada titik melakukannya dengan air mata.
Bagaimanapun, memberi akan memimpin kepada penerimaan dan ketika
anda akan memanen hasil tuaian anda itu akan membawa sukacita. Yang
ketiga:
2 Korintus 8:2 Selagi dicobai dengan berat
dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun
mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Memberi dapat menjadi hal yang sulit dalam waktu yang baik –
apalagi dalam waktu yang sulit. Orang Kristen di
Makedonia terdorong untuk memberi dalam kemiskinan mereka dan
akhirnya mereka dilimpahi dengan sukacita yang besar.
Tutuplah dengan doa untuk kelompok orang yang belum terjangkau
Berdoa bagi Malawi
10,925,238 populasi, 80% Kristen.
AIDS mewabah di seluruh negeri
Islam bertumbuh dan dapat
menimbulkan ancaman
© www.operationworld.org
|