Bacalah Bagian Alkitab Ini
1 Timotius 6:3-5
Hafalkanlah Ayat Ini
2 Korintus 2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang
mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami
berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya.
Diskusikanlah Hal Ini
Mana yang lebih penting – pemberian atau motif untuk memberi.
Lakukanlah dalam Minggu Ini
Pertimbangkanlah apakah orang atau tempat anda memberi menekan
anda.
Tugas Tertulis untuk Diploma
Dengan merujuk pada Alkitab dan pengalaman pribadi, tuliskan satu
halaman mengapa kita harus dilindungi dari penampilan yang menekan.
Renungkanlah Ayat Ini, Kata demi Kata
2 Petrus 2:1-3
Barangkali kesalahan terbesar dari motif memberi adalah
memperlakukan hukum memberi dan menerima sebagai skema “Cara cepat
menjadi kaya” di mana kita mencari berkat Allah untuk keinginan dan kepuasan
kita sendiri. Orang-orang mendengar tentang berkat-berkat Allah dan
kemakmuran dariNya tetapi jarang mendengar tentang tujuan dari
berkat-berkat tersebut dan mencari berkat Allah sebagai tujuan akhir
dari berkat itu sendiri.
Sudah pasti memberi sebanyak mungkin, percaya semampu anda dan
terima sebanyak yang anda dapat, tetapi tolonglah jangan menahan
atau menyimpan berkat sebanyak yang anda dapatkan. Allah mau
memberkati anda sehingga anda dapat menjadi saluran berkat. Jika anda
memberi dengan alasan hanya supaya anda dapat menerima kembali untuk
anda belanjakan bagi diri sendiri, anda terlalu egois. Dengan segala cara
carilah berkat-berkat Allah – tetapi
juga dengan segala berusahalah agar berkat itu mengalir sebagaimana
mestinya.
Motif berikutnya yang salah untuk memberi adalah pendapat yang
mengatakan bahwa jika anda tidak memberi, Allah tidak akan senang
dengan anda dan akan mengirimkan kemiskinan kepada anda dan di sini
dengan memberi anda akan secara hurufiah membeli pengampunan dari
Allah. (Satu contoh dari kejadian ini adalah seorang Pendeta berkata
kepada jemaatnya bahwa jika mereka tidak memberikan perpuluhan, Allah
akan mengirimkan penyakit kepada mereka dan mengambil 10% dari
mereka dalam bentuk biaya dokter!)
Allah mengasihi kita tidak tergantung kepada tindakan-tindakan kita
(khususnya bukan karena pemberian kita) dan kasih Allah tidak
bertambah ketika kita mulai memberi kepadaNya. Telah dikatakan
sebelumnya bahwa sementara berkat-berkat Allah dipersyaratkan atas
pemberian kita, kasihNya secara total tidak bersyarat atas tindakan
apapun dari bagian kita. Jika kehidupan menjadi lebih baik bagi
pemberi yang dermawan dibandingkan dengan orang yang tidak memberi
itu bukan karena Allah mengirim bencana kepada orang yang tidak
memberi tetapi karena dengan tidak memberi kita mengeluarkan diri
kita sendiri dari beroperasi dalam hukum Allah tentang memberi dan
menerima.
Cara kita memberi perpuluhan
dapat mengindikasikan bahwa kita dapat memberi dengan
suatu motif yang salah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kita
harus benar-benar memperhatikan dan memastikan bahwa kita
memberikan perpuluhan atas seluruh pendapatan kita dan secara teliti
kita memastikan bahwa kita telah memberi 10%.
Meski demikian, jika kita memberikan perpuluhan kita hingga
rupiah terakhir dan tidak memberikan lebih satu rupiahpun bukankah
itu menunjukkan bahwa kita mencoba mendapatkan atau keluar dari
batasan minimum yang diminta 10%. Mengapa tidak menyelesaikan
perpuluhan anda hingga rupiah terakhir dan kemudian membulatkannya
ke atas menjadi ribuan atau puluah ribu karena cara ini akan menunjukkan
suatu kedermawanan dan kemauan rohani dan anda secara absolut
meyakinkan diri anda bahwa anda melakukan lebih daripada permintaan yang
minimal.
Setelah melihat beberapa motif yang salah dalam memberi masih ada
area lain yang memerlukan perhatian khusus yaitu area manipulasi dan pemberian dengan tekanan.
Banyak hal yang perlu diungkapkan di area ini. Sejak Gereja lahir
sudah ada orang-orang dalam kepemimpinan Kristen
yang mengeksploitasi posisinya untuk mendapatkan keuntungan
keuangan – memandang posisinya sebagai pekerjaan dan bukannya panggilan dan
semata-mata untuk kesempatan untuk mencari keuntungan finansial.
Menyedihkan bahwa banyak pemimpin Gereja yang menggunakan posisi mereka dan
wewenang yang melekat terutama untuk mendapatkan uang dan kemakmuran
rohani jemaat dan perluasan Kerajaan menjadi prioritas kedua.
Pemimpin seperti itu hanya akan membatasi perluasan Kerajaan dan
tidak layak dibayar dari persembahan umat Allah.
Sebagai contoh, Dalam 1 Timotius 6:5, Paulus memperingatkan Timotius
tentang doktrin-doktrin yang salah yang diajarkan yang, 'tidak lagi
berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah
itu adalah suatu sumber keuntungan' Lebih lanjut dalam 2
Korintus 2:17 Paulus membandingkan pelayanannya dengan mereka yang
berkhotbah untuk keuntungan keuangan belaka ketika dia berkata,
'Tidak seperti kebanyakan, kami tidak menjajakan firman Allah untuk
keuntungan'. Lebih lanjut lagi, 2 Petrus 2:3 berbicara tentang nabi
palsu ketika dia berkata, 'Dalam ketamakan mereka guru-guru ini akan
mengeksploitasi kamu dengan cerita-cerita yang mereka buat sendiri'.
Banyak terdapat fakta bagaimana pemimpin
Kristen menyalahgunakan posisi mereka untuk mengeksploitasi uang
dari umat Allah. Dengan permohonan yang menekan, manipulasi,
menonjolkan rasa bersalah dan membesar-besarkan, orang-orang dapat
tertekan untuk memberi uang mereka padahal itu bukan
kehendak Allah untuk mereka lakukan. Sudah pasti umat harus
berhati-hati atas kesempatan untuk memberi dan kebutuhan-kebutuhan yang ada,
namun sayangnya informasi ini dapat digunakan untuk memukul orang d iatas
kepala untuk memaksa mereka memberi.
Alkitab memperingatkan dalam 2 Korintus 9:7 bahwa kita harus memberi
dengan sukacita, bukan karena kita berada dalam perasaan terpaksa
atau tertekan untuk melakukannya, 'Hendaklah masing-masing
memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau
karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.'
Mari kita melihat beberapa contoh manipulasi yang dilakukan
terhadap umat Allah oleh para pemimpin Kristen. Andaikan seorang Pendeta
tidak menghasilkan buah dan gerejanya kering dan keuangan
Gereja dipakai hanya untuk menguatkan posisinya, mungkin ia akan memberi peringatan kepada
jemaat bahwa jika mereka tidak memberikan
perpuluhan mereka ke dalam Gereja maka Allah tidak akan memberkati
mereka.
Satu contoh lebih lanjut adalah seorang pemimpin Gereja yang telah
menyampaikan “Firman Nubuatan” kepada salah seorang anggota jemaat
bahwa ia harus memberikan sumbangan yang besar kepada dana
Gereja atau kepada pemimpin itu sendiri. Jika seseorang berkata
kepada anda 'Allah telah berfirman kepadaku untuk menyampaikan
kepada kamu bahwa kamu harus memberikan sejumlah uang', maka
hati-hatilah dan lakukanlah pengujian karena cara seperti itu
mungkin adalah cara mereka untuk memanipulasi anda.
Sayangnya bahkan orang-orang dengan pelayanan televisi dapat juga
menggunakan taktik-taktik yang sangat mengeksploitasi untuk menekan
orang-orang supaya memberi. Sebagai contoh berminggu-minggu mereka
mengudara dan berkata bahwa jika semua yang mendengar atau
pemirsa tidak menyumbang untuk pelayanan mereka lebih dari biasanya mereka
tidak akan mengudara lagi. Contoh lainnya lagi adalah jika anda
mengirimkan Rp 500.000,- kepada kantor pusat pelayanan mereka, maka mereka
akan berdoa supaya Allah memberikati keluarga Anda. Lebih lanjut
mereka mengklaim bahwa ada “urapan khusus” dalam pelayanan mereka
dan semua orang yang telah memberi kepada pelayanan mereka akan
menerima suatu “berkat khusus”.
Terakhir, mereka mungkin menyelenggarakan perjamuan bagi penyumbang
mereka dan menginformasikan bahwa Allah menyingkapkan kepada mereka
bahwa ada 5 orang di ruangan itu yang akan memberikan masing-masing Rp
10.000.000,- konsekuensinya, beberapa hadirin termanipulasi dan
merasa bersalah jika tidak memberi, maka bahkan lebih dari lima
orang akan mengeluarkan dompet atau menuliskan cek mereka pada
perjamuan itu.
Barangkali yang paling menyedihkan adalah kebanyakan dari pemimpin
Kristen yang menjengkelkan dan dengan buruk memanipulasi orang supaya
memberi adalah bahwa mereka berhasil mengorbankan orang-orang yang jujur dan murni,
yang seharusnya memberikan persembahannya bagi kebutuhan yang nyata
di tengah umat Allah. Sementara Pendeta atau Penginjil sukses dengan manipulasi
mereka, para misionaris kembali dari ladang misi dan
berbagi cerita tentang kebutuhan yang besar sedangkan orang-orang
telah mempersembahkan cek mereka ke tempat yang salah. Bukannya para
janda, yatim piatu, yang sakit, yang terhilang dan kelompok yang
belum terjangkau yang disiram dengan berkat-berkat itu, berkat itu
dicuri oleh mereka yang tamak, manipulatif dan para pemimpin Kristen
yang rakus.
Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa kita harus menjadi seorang
pemberi. Malah kita harus cepat, dermawan, memberi
dengan tangan terbuka dan sukacita dalam memberi.
Namun kita harus sangat hati-hati menguji dan memastikan bahwa
pemberian kita kepada seseorang, Gereja atau pelayanan lain adalah
berdasarkan kehendak Allah dan bukan karena
kita memberikan reaksi atas suatu tekanan apapun yang dikenakan
kepada kita.
Kolose 3:15 berkata, 'Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah
dalam hatimu.' inilah nats Alkitab yang paling baik untuk diterapkan dalam
memberi, kita membiarkan damai, bukan tekanan, memerintah dan
menggerakkan serta memimpin hati kita ketika kita memberi. Jika
setiap orang Kristen menerapkan aturan ini untuk pemberian mereka
maka yang dimenangkan adalah orang miskin, orang sakit dan orang
yang membutuhkan dan orang hilang, dan yang rugi adalah pemimpin
Kristen yang tamak dan rakus yang menyalahgunakan posisi dan jabatan
mereka.
Tutuplah dengan doa untuk kelompok orang yang belum terjangkau
Berdoa bagi Eritrea
3,850,388 populasi, masing-masing
Kristen dan Muslim 47%
Dipulihkan dari perang dengan Ethiopia,
ada beberapa keompok yang belum terjangkau.
© www.operationworld.org
|