Bacalah Bagian Alkitab Ini
Kejadian 26:1-15
Hafalkanlah Ayat Ini
Mazmur 126:5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.
Diskusikanlah Hal Ini
Mengapa semua orang di dalam Alkitab yang
memberi dalam situasi sangat buruk menerima imbalan yang demikian
baik.
Lakukanlah dalam Minggu Ini
Bacalah kembali
tentang janda miskin yang memberi dalam 1 Raja-raja 17 dan Lukas 21:1-4
Tugas Tertulis untuk Diploma
Tuliskan satu halaman tentang orang-orang
yang memberi dalam Alkitab pada saat situasi yang sangat sulit dan
akhirnya menuai pada saat panen.
Renungkanlah Ayat Ini, Kata demi Kata
Kejadian 26:12
Seksi ini akan mempertimbangkan tentang memberi ketika anda berada dalam suatu
periode di mana uang tidak ada atau kurang dan pencobaan datang untuk
menghentikan pemberian tersebut – pasti banyak orang mengalami hal
ini di suatu masa dalam kehidupan mereka. Seksi ini akan
mendorong anda untuk terus memberi dalam keadaan yang sulit
sekalipun, dan
dengan melihat kepada contoh-contoh Alkitab tentang orang-orang yang
memberi di masa sulit mereka, anda akan sampai pada kesimmpulan
bahwa satu waktu yang anda butuhkan untuk memberi adalah dalam
keadaan yang buruk.
Alkitab memberi banyak contoh tentang orang yang menghadapi
suatu situasi yang sangat keras dan harus membuat suatu keputusan
yang sulit apakah mereka memberi atau tidak (pilihan yang
sama dari kebanyakan kita yang harus kita buat pada suatu saat dalam
kehidupan kita). Kapan saja orang memilih untuk memberi, ketaatan
mereka akan diganjar upah
dan mereka berhak atas imbalan dan Alkitab menunjukkan di beberapa
bagian tentang orang yang memberi di masa sulit dan kemudian menuai
berkat-berkatnya.
Contoh pertama adalah Abraham yang menghadapi pengambilan keputusan
pelik tentang memberi sesuatu yang lebih mahal daripada uang, dan itu
adalah putra tunggalnya Ishak. Padahal sebelumnya, Allah telah
berjanji kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bapa dari banyak bangsa
(Kejadian 17:3), dan setelah mendapatkan seorang anak dari
pembantunya Hagar, dengan mujizat istrinya Sarah melahirkan seorang
putra yang diberi nama ishak.
Dari kedua anaknya ini (Ismael dan Ishak), Allah berkata kepada
Abraham dalam Kejadian 21:12 bahwa melalui Ishaklah keturunanya akan
diberkati dan dibangkitkan, namun dalam Kejadian 22:1, Allah menguji
Abraham dan meminta supaya Ishak dipersembahkan. Abraham menghadapi
suatu situasi yang sulit dengan memberikan putranya sebagai korban
persembahan, dan itu tidak membuat dia surut tetapi dia tetap menaati
Allah dan memilih untuk memberi, dan sebagai hasilnya Allah
menghormati pemberiannya itu dan kembali menyerahkan ishak kepada
Abraham – itulah imbalan untuk Abraham karena telah memberikan
persembahan besar pada satu situasi yang sangat sulit.
Hal luar biasa dan hebat yang terjadi kepada Abraham adalah bahwa
keputusannya untuk menjadi pemberi turun ke anakNya Ishak dan dialah
orang berikutnya yang dipilih untuk memberi di masa sulit – cerita
ini tertulis dalam Kejadian Pasal 26. Ayat 1 menunjukkan bahwa
terjadi kelaparan di tanah itu tetapi Allah berbicara kepada Ishak
dan memintanya untuk tetap tinggal di tanah itu dan dia
akan diberkati – Ishak menolak pencobaan untuk pergi ke Mesir
dan memutuskan untuk tinggal di mana dia ditempatkan Allah.
Di ayat 12 Ishak menghadapi suatu pilihan dalam suatu waktu
kelaparan apakah dia akan menahan atau menabur benihnya untuk
mengharapkan panen di waktu akan datang dengan cepat:- pilihan
yang pasti adalah untuk menahan benih itu. Namun Ishak memilih untuk
membuktikan bahwa Allahnya adalah hidup dan menabur benihnya di
waktu kelaparan dan menuai seratus kali ganti panen, dan ayat 13
memperlihatkan bahwa tidak ada henti-hentinya waktu panen – kekayaan
Ishak bertambah terus sehingga dia menjadi begitu kaya
sehingga menimbulkan kecumburuan bagi orang Filistin. Barangkali
anda menghadapi bahaya kelaparan dalam keuangan anda, seperti Ishak
anda mempunyai benah yang dapat anda taburkan atau tahan. Ishak
memilih untuk menabur benihnya dan memenangkan pertempuran atas
keadaannya.
Contoh ketiga tentang orang yang memberi dalam situasi yang
benar-benar sulit adalah janda di Zarfat yang melayani Elia, manusia
Allah –cerita ini tertulis dalam 1 Raja-raja pasal 17. Ayat 12
menunjukkan bahwa dia dan anaknya ada dalam kelaparan dan mereka
telah pasrah untuk mati – satu-atunya yang mereka miliki adalah
segenggam tepung dan sedikit minyak. Elia melakukan sesuatu yang
mustahil yaitu meminta kepada wanita yang kelaparan itu untuk
membuat makanan yang
sedikit dan sisa itu dan menyajikannya kepada Elia dalam bentuk roti
– yang merupakan suatu pilihan yang sangat sulit bagi janda itu pada
saat seperti itu.
Elia menyampaikan firman Tuhan kepada janda itu bahwa jika dia
menaati dan memberikan kepada Elia makanan itu maka persediaannya
yang sedikit akan tepung dan minyak itu tidak akan habis tidak
peduli berapa banyak yang dia akan pergunakan. Karena janda itu menaati
firman Tuhan dan memilih untuk memberi, maka dia menerima kembali
berkat-berkat berlipat ganda dan gudang makanannya tidak pernah
kosong. Walaupun dia menghadapi situasi yang sangat sulit dia
memilih menjadi pemberi dan menerima suatu mujizat dalam
pengembalian atau balasannya.
Setelah melihat janda di dalam Perjanjian Lama yang memberi dalam
situasi yang sangat sulit kita juga dapat belajar dari Perjanjian
Baru dan melihat janda lainnya yang memberi dalam situasi sulit dan
cerita ini dituliskan dalam Lukas 21:1-4. Ketika kotak persembahan di bait Allah
dibuka, janda miskin itu
menyerahkan semua yang dia miliki untuk hidupnya itu ke dalam kotak
persembahan – satu fakta yang menarik perhatianAnak Allah.
Mungkin si janda itu tidak sadar bahwa ada seseorang
yang memperhatikan berapa banyak uang yang dia berikan – apalagi
ternyata yang melihat itu adalah Yesus
sendiri, dan pasti dia tidak pernah menyangka dan tidak
mengharapkan bahwa apa yang dia lakukan dengan persembahannya itu
dicatat di dalam Alkitab sampai dengan kekekalan. Sebagaimana Yesus
mengetahui situasi sulit yang dihadapi oleh janda miskin namun berketetapan hati untuk memberikan semua miliknya itu sebagai
persembahan, Yesus juga tahu tentang keuangan dan situasi keuangan
anda dan meminta anda untuk mengambil keputusan untuk memberi, maka pemberian
anda itu akan ditangkap oleh mata sang Raja.
Terlalu banyak orang Kristen memberikan alasan kuno bahwa mereka
tidak sanggup memberikan persepuluhan dan berpikir bahwa
kata-kata miskin ini akan cukup memberikannya alasan
yang kuat pada hari penghakiman ketika Yesus memandang cara mereka
mengelola uang mereka yang tidak mendatangkan berkat itu. Janda yang
kelaparan di Zarfat memberi makanannya, dan si janda miskin meletakkan
semua yang dia miliki ke dalam kotak persembahan – anda tentu tidak
dapat menangkap yang mana dari kedua janda ini yang
mengatakan bahwa dia tidak sanggup memberi.
Jika ada orang yang dapat bersembunyi di balik argumen
tentang tidak mampu memberi, maka kedua wanita inilah
yang sepantasnya berkata begitu, tetapi mereka mengetahui lebih baik
daripada sekadar memberikan argumentasi yang tidak menghasilkan seperti itu, dan
mereka memiliki alasan untuk memberi dan akhirnya menerima
imbalannya. Bukankah nanti pada hari penghakiman, pemberian kedua
janda ini akan mengekspos banyak kebenaran tentang orang-orang
percaya yang “dipenuhi Roh” dan “memiliki Injil
Sepenuh”, yang mengatakan bahwa seumur hidup mereka
mereka tidak mampu memberikan perpuluhan.
Contoh terakhir tentang memberi di waktu sulit adalah orang
percaya dari Gereja di Makedonia yang memberikan korban sebagai
persembahan kepada orang kudus yang kelaparan di Yerusalem –
sebagaimana dicatat dalam 2 Korintus 8:1-15. Ayat 2 menunjukkan
bahwa orang-orang percaya ini tidak hanya memberi satu pemberian pokok di
tengah-tengah suasana yang “benar-benar sulit dan miskin”, tetapi
mereka juga mempunyai sukacita penuh yang mengalir untuk melakukan
hal itu – seberapa seringkah anda mendengar hal seperti itu sekarang ini!
Lebih lagi, di tengah “kemiskinan ekstrim” yang mereka alami,
ayat 3 menunjukkan bahwa mereka memberi melampau kemampuan
mereka untuk memberi. Jelas mereka tidak mengenal istilah ini: “saya
tidak sanggup memberikan perpuluhan” yang merupakan sikap kebanyakan
orang Kristen.
Jadi, contoh dari Abraham, Ishak, janda di Zarfat, janda miskin dan
jemaat di Makedonia semua memperlihatkan bahwa ketika
mereka memilih untuk taat dan memberi kepada Tuhan dalam situasi
sulit yang mereka hadapi, itu akan membangkitkan mujizat ke dalam situasi
mereka. Mazmur 126:5 berkata,
Orang-orang yang menabur dengan
mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 6 Orang
yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Alkitab tidak pernah berkata bahwa situasi keuangan yang sulit akan
membebaskan anda dari memberi, melainkan sebagaimana orang-orang yang
ditunjukkan dalam contoh di atas, mereka menanam benih meskipun di waktu
buruk dan pikiran mereka mungkin berkata jangan memberi, dan akhirnya mereka
menuai kemenangan dan tuaian dengan menertawakan si jahat.
Tutuplah dengan doa untuk kelompok orang yang belum terjangkau
Berdoa bagi Indonesia
212,991,926 populasi, 80% Muslim
kebanyakan penduduk bangsa ini
Muslim tetapi orang Islam
menjadi khawatir dengan pertumbuhan
Gereja yang spektakuler
© www.operationworld.org
|