MISI YANG
MENTRANSFORMASI
PERUBAHAN PARADIGMA DI DALAM TEOLOGI MISI
Intisari dari essay yang diserahkan sebagai bagian studi yang dipersyaratkan
oleh Fuller Seminary,
A.S.
Essay ini memfokuskan pada thesis David J. Bosch di dalam bukunya Transforming Mission,
dan ditulis oleh mahasiswa program doktoral, John B Clements,
Llanelli, UK. © 2007.
ILUSTRASI KONTEMPORER
JARINGAN KRISTEN DUNIA DCI
1. Latar belakang timbulnya jaringan Kristen Dunia DCI
Pelayanan "DCI Trust"
dimulai di era 1980-an, yaitu periode yang digambarkan oleh Bosch sebagai
periode yang mengguncang peradaban Barat sampai ke intinya. Globalisasi penuh
dengan berbagai dampaknya, kemiskinan dan ketidaksetaraan di seluruh bumi
benar-benar mencapai puncaknya, modernisme memberikan jalan kepada
post-modernisme. Di antara negara-negara Eropa, kekristenan juga memberikan
jalan kepada multikulturisme sekuler, sementara di Asia, Afrika dan Amerika
Latin, kekristenan lokal mendapatkan banyak petobat baru, energi dan keyakinan
mereka berada pada tingkat yang mengagumkan. Maka, pembentukan fokus dan
prioritas DCI telah mengambil tempat di dalam periode di mana gerakan misi
Kristen dunia telah mengalami baik kepentingan maupun kesadaran yang terus
bertumbuh, sementara teknologi-teknologi baru telah mengizinkan para peneliti
dan ahli statistik untuk menginvestigasi, menganalisa, mengasimilasi dan
mewakili tren-tren global dengan tingkatan pemahaman yang sebelumnya tak
terjangkau, misalnya di tahun 1978, pedoman doa sedunia,
Operation World,
pertama kali dipublikasikan; setelah dikeluarkannya Jendela 10/40 yang banyak
ditentang secara Injili, dan difokuskan dan ditargetkan, untuk menghadirkan
bagian-bagian dunia yang paling miskin, yang paling terabaikan dan yang paling
tidak terjangkau Injil, sehingga mereka dapat terukur, dan dapat terjangkau,
tidak seperti pada era-era sebelumnya.
2. Transformasi sosial – dampak sosial dari pelayanan DCI Trust
Menentang latar belakang seperti itu, selama dua puluh dua tahun sejak
berdirinya, DCI Trust telah bertumbuh untuk mewakili suatu komunitas
internasional dan interdeminasional, yang terentand di lima benua, menjangkau
orang-orang di lebih dari seratus negara. Pelayanannya, yaitu menjawab panggilan
bagi yang terhilang, terbuang dan terabaikan, difokuskan terutama untuk kaum
miskin di negara-negara berkembang, memberdayakan mereka melalui pelatihan
kepemimpinan, pinjaman mikro, pengembangan usaha dan proyek-proyek pembangunan
komunitas.
Melalui kegiatan berjejaring dengan orang-orang lokal yang berkomitmen, yang
telah teruji sebagai pemimpin bertanggung jawab, DCI telah memberikan kontribusi
kepada sejumlah besar proyek-proyek yang berkaitan dengan pengembangan gereja,
termasuk: membangun gedung gereja, sekolah dan keluarga; komputer, onta, mobil,
pertanian, alat-alat, kursi roda, bengkel, usaha lebah, budidaya, hortikultura,
usaha rumahan, nutrisi, pelatihan HIV/AIDS, pertambakan, pembuatan batu bata,
pembuatan kue, pembuatan disinfectant, kursus menjahit, dan sekolah pelatihan
keterampilan.
Di Indonesia, (1)
DCI bermitra
dengan orang-orang Kristen dalam mengembangkan industri rumahan untuk
memproduksi keset, mempekerjakan orang-orang muslim pada umumnya, dan sebagian
hasilnya disumbangkan kepada gereja lokal. Di Burkina Faso, DCI bermitra dengan
orang-orang lokal dalam penanaman pisang, yang mencakup empat hektar tanah yang
kering, dan membuka lapangan kerja dan menghasilkan panen yang rutin.
Di Uganda, (2)
kemitraan DCI dalam mengembangkan
bank kambing
yang membiakkan dan menjual kambing, telah menjadi kesaksian tentang pertumbuhan
yang fenomenal gerakan ini. Seorang pendeta lokal melaporkan: “Kambing adalah
proyek Allah nomor satu di zona perang Afrika ini. Laporan tentang proyek
kambing tersiar seperti api membakar semak, dan kami optimis tentang efek dan
hasil yang diberikannya kepada komunitas kami yang miskin.”
Di Aduku,
(3) utara Uganda, sebuah
proyek bank desa,
dimulai dengan setengah juta shilling Uganda, di tahun 2003, memberikan pinjaman
kecil kepada para janda dan anak yatim, yang merupakan korban perang, kekerasan
teroris dan korban AIDS, dalam waktu singkat hasilnya menjadi dua setengah juta
shilling di tahun 2006, tanpa ada usaha yang gagal! Anak-anak di sana kini dapat
melanjutkan pendidikan mereka. (4)
3. Transformasi misi
Praksis misi dari Jaringan DCI Trust
Jaringan Kristen Dunia DCI menunjukkan dirinya melalui
website global mereka yang
telah mencatat angka kunjungan yang fantastis, yaitu 34 juta, dengan lebih dari
3 juta orang pengunjung unik, yang mengunjungi 3,000 halaman mereka, yang
dihadirkan di dalam 17 bahasa, semuanya tersedia dengan gratis. Portal web ini
digunakan untuk menyebarluaskan berita yang dikirimkan oleh para pelanggan dan
pengunjung kepada mereka. Update yang teratur mengenai proyek-proyek mereka dan
orang-orang yang terlibat di dalam persekutuan mereka, disebarkan kepada
pelanggan melalui email newsletter.
Website mereka juga memberikan rincian
tentang strategi-strategi yang mereka gunakan, yaitu mempromosikan dan
memfasilitasi
pelatihan atau sekolah-sekolah alkitabiah; proyek-proyek
bisnis untuk misi
dan dukungan evangelistik yang memfokuskan pada menjangkau orang-orang yang
sulit dijangkau (5).
Sekolah DCI, yang
tanpa tembok, menawarkan bahan-bahan pengajaran yang dibagi menjadi enam modul
yaitu penginjilan, misi, pemuridan, uang, kepemimpinan dan pertumbuhan gereja,
plus instruksi tentang bagaimana memulai sekolah dengan biaya rendah.
Masing-masing dari 85 pelajaran ini meliputi elemen-elemen dasar yang sangat
baik untuk kelompok kecil, termasuk di dalamnya terdapat ayat hafalan, topik
diskusi, pekerjaan rumah, perenungan, tugas tertulis untuk diploma, pengajaran
alkitabiah, dan dorongan untuk berdoa. Penelitian telah mengindikasikan bahwa
format ini sangat ideal untuk digunakan di negara-negara berkembang, di mana
standar pendidikan sangat beragam, namun terdapat rasa lapar yang besar untuk
belajar (6).
Proyek-proyek bisnis
untuk misi, melibatkan terutama pinjaman kecil di Afrika dan India, melalui
rencana bank untuk kaum miskin, yang dijalankan di bawah pantauan komite lokal,
termasuk kontak utama yang sebelumnya mengajukan
permohonan dana
kepada DCI. Komite ini mengumumkan apakah dana tersedia, untuk penduduk desa,
dengan bunga sangat kecil atau tidak ada sama sekali, dan besar pinjaman
berkisar antara $50 sampai %150. Skema ini memiliki tingkat keberhasilan yang
sangat baik, dengan sedikit saja peminjam yang gagal mengembalikan, dan pada
gilirannya usaha akan terus bergulir kepada peminjam berikutnya (7).
Pesta Natal bagi kaum
miskin, adalah suatu even tahunan yang praktis dan sangat berharga, yang
disponsori oleh DCI, di mana para anggota dari komunitas yang miskin dan
terabaikan ini, di negara-negara seperti Malawi, Ugand, Peru, Indonesia,
Thailand, Kenya dan India, semuanya diundang di dalam perayaan Natal, untuk
mengikuti pesta di mana mereka dapat menerima makanan dan hadiah pakaian, buku
atau benih; mendengar Kabar Baik tentang Yesus dan menikmati musik dan tarian
sukacita. Pocock menulis dengan tajam tentang fenomena ini: “Untuk semua
efisiensi dari komunikasi yang cepat dan teknologi yang melenyapkan rintangan,
hubungan pribadi dan tindakan-tindakan kebajikan yang sederhana pada akhirnya
dapat menyumbangkan strategi yang terbaik dan paling dibutuhkan di era
post-modern ini.” (8)
Cara kerja organisasi
DCI perlu untuk dicatat: mereka tidak memiliki gedung dan tidak membayar
gaji; (9) semua pekerjaan dilakukan secara sukarela, dengan para pekerja
bertanggung jawab dalam pendanaan mereka. Website dikelola dari rumah; sementara
lebih dari empat puluh kontributor di seluruh dunia, bertanggung jawab untuk
menerjemahkan berita dan halaman-halaman pelajaran ke dalam 17 bahasa,
melakukannya di rumah ataupun di warnet-warnet, tanpa mendapatkan imbalan uang,
seringkali bahkan tanpa pernah bertemu langsung dengan staf DCI. Suatu jaringan
kecil teman-teman dan supporter-supporter bertanggung jawab untuk mendanai
mayoritas pelayanan DCI (10).
4. Transformasi teologis - teori misi dari DCI Trust
Di dalam pertumbuhannya sebagai jaringan dan gerakan yang mendunia, DCI telah
membangun teologi dari praksis misi yang kontekstual, post-modern dan tepat,
yang diletakkan di dalam seri instruksi dan pengajaran yang disebarkan secara
halus melalui website DCI. Teori misi
informal ini ditambahkan kepada pengajaran yang terperinci dan mantap, yang
tercakup di dalam bahan-bahan sekolah misi.
DCI berdiri dengan teguh di dalam warisan “misi iman” yang Injili, dengan
penekanan pada iman, doa, kesadaran dan pengembangan karunia rohani,
keterlibatan di dalam peperangan roh ani, motivasi yang difokuskan pada
kemuliaan Allah, dan suatu kepekaan kultural yang menempatkan penekanan kuat
pada kepemimpinan dan strategi lokal. (11)
Suatu pendekatan yang terbuka, dan berpusat pada hubungan, menandai gerakan DCI
sebagai gerakan post-modern, sebagai ditunjukkan di dalam pendahuluan tentang
pelayanan ini. Gerakan ini
tidak memiliki
pemimpin formal, (12) penatua ataupun konstitusi tertulis selain dari
Alkitab. Mereka bekerjasama di dalam persahabatan, saling mendukung di dalam
panggilan Allah kepada berbagai macam gaya hidup dan misi. (13) Ekumenisme
praktis ini bergema di dalam sambutan yang hangat yang diberikan oleh para
pengunjung Katholik ke website mereka (14), dan juga tempat yang bijak diberikan
kepada pernyataan iman Nicea,
namun di atas semuanya, melalui kesempatan-kesempatan yang disediakan oleh
website ini, mendorong para pembaca untuk bertindak berdasarkan iman mereka,
dengan ditopang oleh pengalaman-pengalaman dan sumber daya yang ditawarkan oleh
DCI (15).
Di dalam pendekatan DCI terdapat standar-standar alkitabiah berisi tanggung
jawab dan penatalayanan dari mereka yang ditawarkan kemitraan. Mereka mencari
pria dan wanita dengan integritas yang teruji dan visi untuk
melayani yang miskin, dan juga telah memiliki keterampilan rohani maupun
administratif yang memadai.
Hal ini memfokuskan pada
kepemimpinan dan
pengembangan komunitas melalui pusat-pusat pelatihan yang dimulai dan
dikelola secara lokal, dan pusat-pusat pelatihan yang bertanggung jawab yang
menggemakan suatu tren yang digambarkan oleh Pocock sebagai “suatu kontrabalans
yang penting untuk pelayanan internet” yang ditunjang oleh teknologi baru, jika
mereka harus menghindari tendensi dehumunanising dari globalisasi. Tambahan
lagi, konsentrasi DCI pada pendidikan Alkitab memberikan langkah yang vitasl
terhadap perubahan kultur kepada cara pandang Alkitab, sesuatu yang digambarkan
oleh Miller sebagai prekursor penting untuk pengembangan yang dapat
dipertahankan. (16)
Dalam konteks ini, fokus DCI terhadap
kemitraan finansial dan
pengembangan ekonomi didasari oleh filsafat alkitabiah yang memandang
keseluruhan tugas misi sebagai lebih luas daripada penginjilan lokal. (17) Bagi
kaum miskin, khususnya mereka yang menerima bantuan, ada suatu penekanan dalam
hal “menghancurkan kutuk kemiskinan.” Miller merujuk kepada “pola pikir
kemiskinan”- dan menghindari ketergantungan melalui inisiatif ekonomi yang
dimulai dari diri sendiri. Jadi, pinjaman mikro ditawarkan dengan tujuan jelas
yaitu menciptakan kemandirian yang murni melalui usaha kecil atau bekerja dari
rumah, agar setiap individu mampu menjadi pemilik dan pekerja untuk mencukupkan
kebutuhan sendiri, dan memampukan mereka pada akhirnya untuk bermurah hati
terhadap orang lain (18).
Bagi orang kaya, ada suatu penekanan untuk menunjukkan kemurahan hati terhadap
si miskin, dengan didasari oleh teks di dalam Ulangan 15:7-11; para pendukung
finansial dari proyek-proyek “bisnis
untuk misi” didorong untuk mempertimbangkan pemberian mereka sebagai
investasi di mana mereka dapat mengharapkan hasilnya, yang dimungkinkan oleh
berkat Allah, sesuai dengan Lukas 19:13dst. Konsep “Pesta
Natal untuk Kaum Miskin” didasari oleh kisah di dalam Lukas 14. Bagi mereka
yang ingin “pergi” atau memperluas kegiatan misi mereka, ada suatu tantangan,
yang jauh daripada sekadar penggalangan dana, yaitu penggalangan teman yang
didasari oleh doa, dan pelepasan dana! (19)
5. Kesimpulan
Cara dan format dari pelayanan DCI dan pertumbuhannya mewakili banyak trend yang
semakin didiskusikan di dalam buku-buku misi Kristen, blog, surat kabar, dan
pelayanan-pelayanan, memperkenalkan suatu pendekatan baru dalam kolaborasi
pelatihan, pendanaan dan jaringan, yang semakin dituntut di dalam konteks
post-modern. Sebab hal itu mewakili komunitas Kristen yang otentik, misiologis,
post-modern, interkultural, yang dilibatkan di dalam mentransformasi kenyataan
yang keras akan komunitas-komunitas yang paling sulit di dunia (20).
SUMBER
1 Bosch 400-08
5 Bosch 447-57; Pocock et al, 34-6, 161; Miller 25-7
8 Pocock et al, 41
9 Pernyataan ini mewakili pemahaman diri DCI sebagai suatu organisasi yang
diterima dengan luas tanpa kritikan: meskipun dimengerti oleh penulis bahwa
Direktur DCI Trust didanai secara finansial di dalam perannya, juga dimengerti
bahwa pendanaan ini tidak berada di bawah kontrak kerja, atau dijamin oleh
Yayasan, dan dengan demikian hal ini bukanlah gaji. Lebih penting lagi,
pendanaan staf Yayasan tidaklah relevan dengan penggunaan DCI sebagai suatu
contoh organisasi misi post-modern: konteks yang lebih besar yang di dalamnya
“pernyataan pemahaman diri” ini menemukan dirinya sebagai gerakan yang
ditimbulkan oleh DCI, dan bukannya Yayasan itu sendiri. Misalnya, “gerakan”
dengan jelas beroperasi dengan efektif di dalam kultur ganda, di dunia
non-Barat, di mana tidak ada gaji yang dibayarkan, di mana pemberian finansial
digunakan untuk penciptaan proyek-proyek di antara kaum miskin, sebagaimana
diuraikan di dalam teks dan sebagaimana dibandingkan, katakanlah, upah untuk
pelayanan pastoral atau penjangkauan injili (sebagaimana tipikal banyak bantuan
“dari Barat ke bagian dunia lainnya”). Ini adalah aspek yang perlu dicatat.
11,12 Bosch 447-57 Pocock et al, 34-6, 161 Miller 25-7 77 Sementara Dr Les
Norman sebagai pemimpin, bertanggung jawab untuk mengatur semua aspek pelayanan
DCI Trust melalui website, dan tanpa diragukan lagi sebagai pemimpin tanpa
mendapat gaji, konteks yang lebih luas dari gerakan ini adalah di mana poin yang
nyata itu dibuat. Misalnya: Proyek-proyek Bank untuk Kaum Miskin dan
Sekolah-sekolah Misi dimulai sepenuhnya dengan sumber daya DCI tidak diperlukan
(atau saya percaya, diminta atau didorong), untuk memasukkan nama DCI (kecuali
di dalam menyediakan kredit sebagai sumber materi pengajaran, misalnya). Para
pemimpin lokal, sementara bertanggung jawab terhadap DCI, untuk penggunaan
sumber-sumber daya, tetap sepenuhnya bertanggung jawab terhadap pemimpin lokal
mereka, dalam hubungan dengan penyediaan proyek-proyek dan tentu jasa di dalam
aspek-aspek lain dari pelayanan mereka. Jadi, mereka tidak diminta untuk melihat
diri mereka sebagai para pemimpin DCI, melainkan mitra DCI di dalam
proyek-proyek pelayanan bersama.
13 Bosch 467-74
14 Bosch 457-467
16 Pocock et al 2000, 43-4; Miller chapters 1 and 2
17 Bosch 409-20
18 Miller 67ff
19 Escobar 139 85 Pocock et al 72, juga bab 9 sampai 11, membahas tentang
"Beyond Individual Efforts to Networks of Collaboration", "From Self-Support to
International Partnership" dan "Life in the Virtual World and Beyond".
20 Pocock et al 72, juga bab 9 sampai 11, membahas "Beyond Individual Efforts to
Networks of Collaboration", "From Self-Support to International Partnership" dan
"Life in the Virtual World and Beyond'.
Essay dan bahan-bahan misi lainnya tersedia di website penulis:
www.eternalpurpose.org.uk
Licensed for distribution under a Creative Commons
Attribution-Non-Commercial-NoDerivs 3.0 License Creative Commons License
Kembali ke halaman berita DCI